Senin, 07 Maret 2011


                          absen nomor 13
          Derab langkah seorang gadis memecah keheningan malam itu. Seakan tak memperdulikan hujan yang dari tadi mengguyurnya, gadis itu trus berlari seakan di kejar-kejar oleh setan. Tetapi yang namanya manusia pasti mempunyai batas, begitu pula dengan gadis itu yang sepertinya mulai kehabisan nafas. Ia berhanti sejenak di bawah pohon untuk mengatur nafasnya yang memburu. Sayangnya tidak lama kemudian muncul segerombol orang yang ternyata mengejarnya dari tadi. Ketika sampai, orang-orang tersebut memukuli si gadis. Bukan hanya di pukuli, tetapi juga di tampar, di tending, bahkan di lecehkan. Akhirnya gadis itu tidak sanggub lagi, ia memejamkan matanya pasrah dan meregang nyawa.
          Beberapa tahun kemudian  . . . . jam pertama di kelas IX-I SMP N 1 Bimasakti di awali oleh perkenalan seorang siswi baru. Pak Beno, guru mata pelajaran pertama mempersilahkan siswi barunya itu untuk memperkenalkan dirinya. ”selamat pagi semua!!”sapa siswi baru itu. ”pagi!!!”balas semua anak yang ada di kelas IX-I. ”perkenalan , nama saya Lena, saya pidahan dari SMP N 2 Tunas Emas, semoga kita dapat berteman baik, ”katanya sambil tersenyum ramah. “Baiklah, Lena, kau boleh duduk dibangkumu sekarang, “kata pak Beno, mempersilahkannya untuk duduk. Lena pun duduk disalah satu bangku yang belum terisi. Lalu pak Beno mulai mengabsen mereka. Ketika pak Beno mulai membuka absen, anak-anak dikelas mulai gelisah, seperti ada sesuatu yang membuat mereka cemas. “Alfin!” Pak Beno mulai memanggil nama muridnya satu per satu.
“Hadir!”
“Anas!!”
“Hadir, Pak!” Pak Beno terus memanggil, sampai akhirnya diurutkan yang ke-13, entah kenapa seisi kelas langsung menegang. Mereka semua menunggu nama anak yang akan dipanggil oleh Pak Beno selanjutnya. “Lena!!!”Hadir, Pak!” Batas Lena. Tetapi tiba-tiba, seisi kelas langsung menatap gadis dengan tatapan ngeri. Lena mengernyitkan dahinya bingung. Linda dan Samuel yang duduk didekatnya langsung menggeser bangku dan meja mereka jauh-jauh dari Lena. Lena menatap teman-temannya dengan tatapna tidak mengerti. Kenapa sih dengan mereka? Batinnya.
          Saat jam istirahat Lena yang sedang berjalan-jalan di koridor kelas. Tiba-tiba menginjak sebuah kulit pisang lalu terpeleset dan terjatuh. Bukannya menolong, teman-teman Lena mengerumuninya dan menatapnya dengan pandangan ngeri. Lena buru-buru bangkit dan langsung pergi dari tempat itu. Jam ketiga adalah jam olahraga, dan materi olahraga mereka kali ini voli. Entah sudah berapa kali tadi wajah Lena terkena lemparan bola. Bahkan saat bertanding, salah seorang teman Lena men-smash bola dan tepat mengenai wajah Lena. Hidung Lena mengeluarkan dan dia pingsan.
          Lena tersadar di ruang UKS. Ia melihat seorang perawat yang kebetulan berada di ruangan itu. “Mbak…,” Panggilnya pelan. Perawat itu mendengar suara Lena dan langsung menoleh ke tempat sumber suara. “Eh…Adik sudah sadar!” ucap perawat itu girang. Ia bangkit dari tempat duduknya dan membawakan Lena nampan berisi semangkuk bubur segelas air putih. “Makan dulu ya,” Kata perawat itu sambil meletakkan nampannya dimeja sebelah tidur Lena. “Ah, iya, terima kasih…,”Balas Lena, sambil berusaha tersenyum. “Adik tadi pingsan, untung beberapa teman adik langsung cepat melapornya, “Cerita perawat itu. Lena teringat kejadian saat bermain voli tadi. Iya, dia memang pingsan, tetapi bukan karena terkena smash melainkan karena sesuatu yang lain. Sesuatu yang bahkan mungkin teman-temannya tidak tahu. Saat jam pertama tadi, ketika pelajaran sudah dimulai, ia selalu terasa ada orang yang mengamatinya dibelakang, tetapi ketika ia terbalik, tidak ada siapa-siapa, jelas saya tidak ada, diakan duduk di deretan terakhir. Lalu saat makan siang dikantin, ia memesan semangkuk bakso, tetapi ketika ia mau makan, bakso itu berubah menjadi 4 bola mata, bahkan mienya berubah menjadi cacing kalung yang besar-besar. Lalu saat diruang ganti, ketika ia membuka lokernya, ia menemukan mayat didalam lokernya itu, ia berteriak histeris, tetapi karena tidak ada orang, jadi tidak ada yang mendengar teriakannya. Saat sedang lari pemanasan, ia tersandung sesuatu dan ketika dilihatnya ternyata ada sebuah tangan yang tadi memegang pergelangan kakinya. Dan masih banyak lagi keanehan-keanehan lainnya. Mungkin itulah yang membuatnya sedikit stress, kerena terlalu banyak berfikir akhirnya ia kecapekan sendiri dan jatuh pingsan kerena di tambah smashbola voli yang cukup kuat. “ adek, “ panggil perawat itu lagi, membuyarkan lamunan Lena. “Eh, ya… da, ada apa mbak?” Lena gelagapan. “Enggak baik lho ngelamun siang-siang, nanti kesambet!” Perawat itu menakuti-nakuti Lena. Lena hanya merespon dengan tawa kecil. Tetapi tidak lama tawanya itu menghilang, wajahnya menjadi murung dan terlihat cemas. “Maaf mbak ada yang saya tanyakan,” Kata Lena. Kenapa rasanya saya hari ini sial terus ya? Bahkan terkadang, sayang melihat hal yang aneh-aneh.” Wajah perawat itu seketika memucat, tubuhnya sedikit gemetaran. “Hal yang aneh-aneh? Seperti apa contohnya?” Tanya perawat itu, ia mulai ketakutan.“ Waktu istirahat, saya memesan bakso di kantin, tetapi ketika saya mau makan, bakso itu berubah menjadi 4 buah bola mata, waktu saya hendak mengganti baju di ruang ganti, saya melihat mayat loker saya, dan terakhir ketika pemanasan, pergelangan kaki saya di pegang oleh tangan aneh sampai saya terjatuh,“ Kata Lena. Perawat itu terlihat gelisah, rasanya ia ingin keluar dari ruang UKS cepat-cepat, tetapi niat itu di urungkannya karena ia tak tega melihat kondisi Lena menyedihkan. Apa sebaiknya kuceritakan? Batin perawat itu. Namun akhirnya ia putuskan untuk menceritakannya, tregedi yang terjadd di SMP N 1 Bimasakti 13 tahun yang lalu. “Adek ingin tahu kenapa hari ini adek selalu sial?” kata perawat itu. Lena menjawab dengan anggukan cepat.” 13 tahun yang lalu, terjadi tragedy yang cukup mengenaskan di SMP N 1 Bimasakti ini, saat itu ada seorang gadis yang sangat tidak beruntung, ia selalu menjadi bahan tertawaan dan ejekan dari teman-temannya, selalu saat ulang tahunnya yang ke-13, teman-temannya mengerjainya habis-habisan sehari penuh, entah itu dilempari petasan, tepung, telur busuk, dikunci dalam kamar mandi, ditukar makan siangnya, ataupun dituduh melakukan suatu kejahatan, mereka memfitnah gadis itu mencuri uang kakak kelas mereka, karena marah, kakak kelasnya itu pun menghajarnya habis-habisan, tetapi gadis itu berhasil melarikan diri, sayangnya tidak berapa lama kemudian, ia tertangkap lagi dan akhirnya ia meregang nyawa karena disiksa lebih parah. Tidak tahu harus berbuat apa, kakak kelas beserta teman-temannya memutuskan untuk mengubur jenazah gadis itu, dan sampai sekarang jasadnya belum ditemukan. “Perawat itu mengambil jeda sebentar lalu melanjutkan kembali.” Sebelum mati, gadis itu bersumpah untuk membunuh setiap orang yang mendapat absen nomor 13, kenapa begitu?itu karena penyebab teman-temannya selalu mengejek dan mengerjainya adalah karena mereka percaya bahwa angka 13 membawa sial, jadi mereka ingin membuktikan hal tersebut dengan cara mengucilkan, mengejek, dan menyiksa orang yang mendapat absen nomor 13 dikelas mereka, dan si gadis itu kebetulan mendapat nomor absen yang ke-13. “JDAAAAARRRRRR…!!! Tiba-tiba kilat menyambar dan mengagetkan Lena juga perawat itu. Langit yang tadinya cerah, telah berubah menjadi mendung, dan tidak lama kemudian hujan pun turun. Lampu di ruang UKS tiba-tiba mati. Lena dan perawat itu ketakutan. Samar-samar mereka mendengar suara rintihan seseorang. “Tolong…tolong….” Suara itu makin terdengar jelas, dan tiba-tiba dari bawah ranjang Lena muncul sesosok mahkluk, perawat yang tadi duduk disebelah Lena langsung menjauh dan menjerit ketakutan. Mahkluk itu berlumuran darah dan wajahnya tidak terlalu jelas karena rusak, kulit-kulitnya dipenuhi koreng dan luka-luka yang sudah membusuk. Bau tak sedap pun tercium dari mahkluk itu. “Tolong…,”Mahkluk itu berbalik ketempat Lena berbaring. Lena reflex bangkit, dia berdiri diatas ranjangnya melempari mahkluk itu dengan benda-benda yang ada disekitarnya. “Hentikan!...Hentikan! jangan bunuh aku!! Aku belum ingin mati!!!” Lena histeris, ia loncat dari sisi lain ranjang dan berlari ketempat si perawat. Mahkluk itu tidak mengejar, ia memandang Lena dari tempatnya berdiri, perlahan-lahan setetes darah jatuh diatas lantai, mahkluk itu menangis darah. “Tolonglah aku….kuburkanlah jasadku dengan layak…,” Setelah berkata seperti itu, mahkluk itu raib. Lampu yang tadi mati hidup kembali, tetapi Lena dan perawat itu masih gemetar ketakutan. Wangi anyer dan amis darah masih membekas diruangan itu, bahkan tetesan darah mahkluk tadi masih ada di lantai. Perawat itu akhrinya memberanikan diri untuk bergerak kembali, ia mengambil pel untuk membersihkan lantai UKS yang kotor. Lena pun ikut memberanikan dirinya juga, ia berniat untuk membantu si perawat, tetapi ketika hendak mengelap lantai yang berbecak darah tadi, ia melihat rangkaian tulisan yang berasal dari bercak darah itu, “U…K….S…,” Lena mengejanya. Tiba-tiba terpampang jawaban dikepalanya. “Mbak! Saya tahu dimana jasad gadis itu!” Serunya gembira. Perawat itu bingung untuk sesaat, tetapi kemudian ia terlihat gembira juga. “Benarkah? Dimana??” Tanyanya. “DI UKS!!!” Jawab Lena.“ 13 tahun yang lalu disekolah ini belum ada UKS kan??” Perawat itu diam sebentar untuk berfikir, lalu beberapa saat kemudian ia menggeleng.“ Belum ada!! Mungkin memang dikukbur dibawah ruang UKS!” Lalu keduanya saling bersorak gembira.
          Keesokan harinya, Lena dan perawat di UKS itu meminta tolong kepada kepala sekolah untuk mengirim tim penyelidik. Dan siangnya tim penyelidk yang mereka panggil itu menggali disekitar mahkluk itu muncul. Akhirnya setelah lama menggali, mereka menemukan tulang-tulang yang cukup besar yang diduga itu adalah tulang badan gadis yang tewas 13 tahun lalu itu. Bahkan mereka menemukan tengkorak kepalanya dan beberapa benda seperti jam tangan, dan kalung milik gadis itu. Setelah semuanya dikebumikan dengan layak, Lena melihat samar-samar bayangan yang melambaikan tangan padanya dan mengucapkan “Terima kasih”. Lena tersenyum bahagia dan membalas melambaikan tangan juga. Dan bayangan itu menghilang……untuk selamanya……………….TAMAT.
         



Tidak ada komentar:

Posting Komentar